Cara Merawat Anak terserang DBD di Rumah

Merawat pasien DBD di rumah? Ya, merawat pasien anak terserang DBD di rumah tentu bukan perkara mudah. Namun itulah kenyataan yang saya hadapi saat ke 3 anak terserang DBD pada Januari 2012 secara bersamaan.

Dari informasi yang saya peroleh di sebuah situs, disebutkan bahwa DBD adalah penyakit mematikan, namun sebenarnya merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri tanpa obat. Sebelum sembuh, pasien akan mengalami masa kritis. Pada masa ini seringkali orang tua lengah, mengira anaknya telah sembuh, karena pada fase ini biasanya demam mulai turun. Demam yang menyerang pasien DBD dikenal dengan pelana kuda. Untuk memaksimalkan perawatan dalam masa kritis ini maka pasien sebaiknya di rawat di rumah sakit.

Pada kasus DBD yang menyerang ke -3 anak saya, setelah dilakukan pemeriksaan darah, dokter menyatakan bahwa anak yang ke-3 telah melewati fase kritis menuju fase kesembuhan. Anak sulung sedang dalam fase kritis begitu juga dengan anak nomor 2. Namun ketiganya dibolehkan di rawat di rumah, dikarenakan  anak- anak memiliki jumlah trombosit yang turun namun jumlahnya lebih dari 100.000/ul serta mereka mau makan dan minum dalam jumlah banyak. Dokter memperingatkan saya harus segera membawanya ke rumah sakit jika muncul tanda-tanda kegawatan seperti  muntah-muntah atau muncul pendarahan. 

sumber gambar : sabarahas.blogspot.com

Merawat pasien anak di rumah tentunya menjadi tantangan tersendiri. Mereka belum paham benar akan beratnya penyakit yang diderita serta terkadang suka ‘ngeyel ‘ jika saya meminta mereka menghabiskan jatah minumnya hari itu. Untuk mengontrol asupan cairan, saya memberikan tiap anak botol air mineral yang harus mereka habiskan hari itu.

Namun merawat pasien anak di rumah sendiri mendatangkan keuntungan lain. Saya lebih mudah memantau kondisi kesehatan mereka. Apa jadinya jika mereka masing-masing di rawat di ruangan yang berbeda selama di RS? Keuntungan lainnya adalah anak-anak tidak mengalami stress karena harus diambil darah setiap saat, mereka tetap bisa nonton, bercanda, karena masa demam tinggi saat itu sudah terlewati. Kondisi jiwa mereka yang lebih tenang cepat mendatangkan kesembuhan. Dengan di rawat di rumah, saya hanya perlu melakukan pemeriksaan darah satu hari sekali. Jarak rumah dan RS pun tidak terlalu jauh, sehingga memudahkan kami.

Merawat pasien anak di rumah tentunya butuh ketelatenan, kesabaran dan juga pengetahuan. Bersyukur di era internet ini saya sangat dimudahkan dalam memperoleh informasi  seputar penanganan pasien DBD. memberikan banyak cairan adalah hal yang utama.Saya rajin meminumkan jus jambu, sari kurma yang dalam beberapa testmoni pasien DBD terbukti mampu menaikkan trombosit. Tak lupa selalu berdo’a pada yang Kuasa agar memberikan kesehatan bagi anak-anak saya. Alhamdulillah ke 3 anak saya akhirnya bisa sembuh dari DBD.

Cara merawat pasien DBD di rumah :
  1. Berikan penjelasan pada anak bahwa tubuhnya terserang virus dan kita sedang berperang melawan virus tersebut.
  2. Sampaikan pada mereka, senjata untuk melawannya adalah makan dan minum yang banyak. Mereka harus mau  jika pada jam-jam tertentu saya datang meminumkan sari kurma, meminta mereka meminum jus jambu, serbuk daun jambu biji.
  3. Mereka harus mematuhi jam istrahat dan tidur.
  4. Mau menjalankan pemeriksaan darah setiap harinya untuk memastikan kenaikan jumlah trombosit.
  5. Jika tidak memenuhi salah satunya, terpaksa di rawat di RS.
  6. Membimbing mereka untuk selalu berdo’a memohon kesembuhan pada Alloh Swt.

Tentunya  keputusan untuk merawat pasien anak yang terserang DBD di rumah haruslah atas perintah dokter. Karena diperlukan beberapa syarat untuk memenuhinya. Mencegah tetaplah lebih baik daripada mengobati. Membiasakan hidup sehat, memberikan nutrisi yang memenuhi kesehatan akan memberikan immunitas tinggi pada anak jika satu saat terserang penyakit. Dalam hal ini tentunya diperlukan penyuluhan bagi masyarakat mengenai cara hidup sehat serta pertolongan pertama pada pasien anak terserang DBD. Pada banyak kasus, pasien anak DBD tak tertolong karena kekurangan asupan cairan.

Jika selama ini saya yang hidup di kota banyak terbantu dalam hal perawatan kesehatan anak melalui informasi di internet juga kemudahan akses ke klinik atau Rumah Sakit. Lantas bagaimana dengan nasib anak-anak lain yang Ibunya tak memiliki cukup pengetahuan untuk mengatasi kegawatdaruratan sebuah penyakit?  Tentu diperlukan bantuan penyuluhan kesehatan bagi para Ibu tersebut.

Penyuluhan kesehatan anak salah satunya gencar dilakukan oleh RMHC yang merupakan lembaga nirlaba yang bertujuan menciptakan, menemukan dan mendukung program-program peningkatan kesehatan dan kesejahteraan anak diseluruh dunia. Pasien anak memang membutuhkan perhatian khusus. Anak adalah calon generasi pemerus bangsa. Dunia bermain mereka yang penuh keceriaan hendaknya tetap terhadirkan meski mereka tengah dilanda sakit. Survei membuktikan bahwa jiwa yang bahagia turut berperan dalam mendatangkan kesembuhan. Untuk itu, RMHC hadir memberikan rumah singgah bagi pasien anak, unit mobile serta family room yang menyediakan ruang bermain bagi anak. RMHC dengan mobile unit mampu menjangkau  daerah pelosok.

Melalui layanan kesehatan yang mampu menjangkau pelosok, para Ibu terbantukan untuk memperoleh pemeriksaan serta penyuluhan  kesehatan bagi putra-putrinya. Pada kasus DBD di atas, saat terjadi wabah seringkali RS penuh tidak dapat menampung pasien lagi. Jika pada akhirnya dokter meminta rawat jalan, para Ibu yang sudah melek informasi kesehatan, dapat memberikan penanganan pada pasien anak lebih cepat dan tepat. Generasi penerus bangsa akan menjadi hebat. Semoga.



2 comments:

  1. Super mom...merawat 3 anak yang sedang sakit, pastilah butuh ekstra kesabaran. mantaap Teh..

    ReplyDelete
  2. Anonymous09:36

    dirawat dirumah memang sepertinya lebih baik, perlu ketelatenan dan kesabaran

    ReplyDelete