Menjalani hari-hari setelah
ditinggal suami bukanlah perkara mudah. Apapun penyebab Almarhum berpulang,
entah itu karena sakit atau kecelakaan, butuh waktu bagi kita juga anak-anak
yang ditinggalkan untuk beradaptasi dengan kondisi hidup tanpa Ayah. Kehadiran
Ayah sebagai tempat sandaran anggota keluarga, tulang punggung keluarga tentu
amat sangat berarti. Namun, jika takdir sudah sampai pada waktunya, tidak ada
satupun makhluk yang dapat menolaknya.
Hal tersebut terjadi pada diri
saya, tanggal 8 Februari 2014 lalu, suami berpulang ke Rahmatulloh karena sakit. Beliau meninggal dalam usia 43 tahun
meninggalkan saya dan 4 anak yang masih kecil-kecil ( sulung 2 SMP dan bungsu 1
SD). Atas pertolongan Allah Swt, saya dan anak-anak diberikan kemampuan
untuk tabah dan tegar menghadapi
kenyataan yang ada. Kami sangat sedih, namun kesedihan tidak membuat kami larut dan melupakan kewajiban. Anak-anak kembali bersekolah tak lama setelah Almarhum wafat, bahkan salah satu putraku tetap mengikuti Try Out di hari Senin, 1 hari setelah Almarhum wafat.
Banyak teman senasib datang mengadu
kepada saya. Sebagian merasa sudah tak sanggup lagi melanjutkan hidup tanpa suami. Perasaan putus asa begitu besar
menghantui, rasanya hidup perlu untuk segera diakhiri. Naudzubillah…
Sering pula mereka bertanya, apa
gerangan yang menyebabkan saya dan anak-anak mampu segera bangkit melanjutkan
hidup. Mereka seringkali melihat status di Facebook milik saya, ada beberapa
prestasi dan kegiatan yang saya peroleh selepas Almarhum wafat. Saya terlihat aktif dan
memiliki banyak kegiatan yang
bersifat positif. Mereka sering bertanya “Apa sih kiat tegar setelah ditinggal
suami wafat?.”
Berikut ini saya bagikan, apa
yang harus dilakukan seorang wanita agar mampu tegar menghadapi kematian suami :
11. Selalu
mendekatkan diri pada Sang Kuasa
Mendekatkan diri
pada Sang Kuasa adalah hal utama yang tidak boleh dilupakan. Kenyataan bahwa
suami berpulang makin menyadarkan diri bahwa ada kuasa yang tidak dapat kita
lari daripadanya, yakni maut.
Meyakini adanya
zat Maha Kuasa, akan menyadarkan kita untuk senantiasa mengawali hari dengan
namaNya. Berkegiatan selalu merasa dinaungiNya. Serta selalu memiliki semangat karena ada zat yang kekal selalu menemani hari-hari kita.
22. Beri
waktu yang cukup pada diri untuk menerima kenyataan yang ada
Perasaan duka
dan tidak menerima kenyataan ditinggal suami wafat pasti menyeruak dan
meninggalkan luka yang amat dalam. Hal yang sama dialami oleh anggota keluarga
lainnya. Terutama anak-anak, mereka adalah makhluk yang juga paling terluka
dengan musibah ini.
Berilah waktu pada diri untuk merasakan kesedihan, namun janganlah berkepanjangan. Janganlah terlalu mengasihani diri. Pikirkanlah bahwa dalam hidup ada episode perjumpaan dan perpisahan. Cepat atau lambat, kita pasti akan mengalami hal tersebut. Dan kematian adalah salah satu bentuk perpisahan dariNya.
Berilah waktu pada diri untuk merasakan kesedihan, namun janganlah berkepanjangan. Janganlah terlalu mengasihani diri. Pikirkanlah bahwa dalam hidup ada episode perjumpaan dan perpisahan. Cepat atau lambat, kita pasti akan mengalami hal tersebut. Dan kematian adalah salah satu bentuk perpisahan dariNya.
33. Cari
kesibukan berdasarkan hobi Anda
Bulan-bulan
pertama pasti Anda disibukkan dengan urusan administrasi menyangkut kematian
suami. Hal tersebut sangat menyita waktu
dan tenaga. Walaupun demikian, urusan administrasi tersebut haruslah Anda
selesaikan, dan tidak dapat diwakilkan.
Jika urusan
tersebut telah beres, Anda dapat memulai mencari kegiatan positif. Kegiatan yang dilakukan bisa berdasarkan
hobi yang Anda miliki. Saya pribadi, saat itu telah lebih dulu mengambil cuti panjang sampai dengan bulan September untuk mengurusi suami yang sakit. Karena takdir berkata lain, akhirnya memilih mengisi waktu dengan menajamkan
hobi saya di bidang kepenulisan. Untuk
itu, saya bergabung dengan kominitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN), mengikuti
kegiatan di Sekolah Perempuan (SP) melalui jalur bea siswa. Mengikuti kelas tunggal
kepenulisan artikel serta kelas Optimasi Blog Personal (OBP). Saya pun aktif
menulis buku serta mengembangkan bisnis Daycare. Untuk mengembangkan
Daycare, saya ikuti pelatihan Public Speaking serta pembuatan Business Plan yang diadakan komunitas Ibu-Ibu Doyan Bisnis (IIDB) dan Sekolah Bisnis Online (SBO).
44. Bergabung
di komunitas
Bergabung di
komunitas adalah pilihan saya berikutnya. Dengan bertemu banyak orang,
saya memperoleh banyak pencerahan yang
memperkaya jiwa. Saya bahkan banyak bertemu dengan ‘kawan senasib’ yang telah
lebih dulu ditinggal wafat suami.
Bergabung
di komunitas membuat hidup terasa lebih berwarna. Kita tidak akan pernah merasa
sendiri. Ada banyak orang di sekeliling yang selalu memberikan semangat dalam
hidup kita. Tentunya komunitas tempat kita begabung adalah komunitas positif.
55. Berfikir
positif dan berjiwa besar.
Kedekatan pada
Sang Maha Kuasa akan melahirkan pikiran postif dan membuat kita berjiwa besar.
Kita menyadari bahwa segala apa yang terjadi di dunia ini tak lepas dari
kehendakNya.
Kita tidak akan
pernah merasa takut kelaparan, kehabisan uang, hidup terlantar. Karena keyakinan
bahwa ada Tuhan yang menjamin rejeki, hidup serta mati kita. Sambil tentunya kita senantiasa berupaya mencari rejeki yang halal.
Bertindaklah selalu tanpa melanggar aturanNya, karena itulah yang akan menjadikan kita sebagai hamba Alloh Swt yang bertaqwa. Untuk hamba yang bertaqwa, Alloh Swt berjanji akan mendatangkan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Yakinlah beserta kesulitan ada kemudahan. Berpikir positif akan melahirkan jiwa besar.
66. Anda adalah matahari keluarga
Sadarilah bahwa
sebagai seorang ibu, Anda adalah matahari keluarga. Bagaimana mungkin anak-anak
akan menjadi sosok tegar, jika hari-hari Anda diwarnai ratapan.
Berbicaralah dari hati ke hati bersama anak-anak. Sampaikan bahwa Anda mersakan kesedihan layaknya yang mereka alami saat ini.
Sampaikan pada
Ananda, bahwa Ayah mereka tetap ada, namun di alam yang berbeda. Ajaklah mereka
untuk sama-sama berjuang menjadi pribadi berprestasi dengan menjadi Ibu dan anak-anak yang sholeh, sehingga membuat Almarhum suami bangga.
Siapa sih yang mau ditinggal wafat suami? Jika Ada ‘peran pengganti’ barangkali Anda akan menyerahkan posisi ini pada mereka. Namun kenyataan hidup berkata lain, takdir itu justru sampai begitu cepatnya. Apa yang harus dilakukan? Segeralah bangkit dan praktekkan kiat-kiat di atas. Yuk kita Move On dan buat bangga kekasih hati kita di alam sana, dengan kesalehan dan prestasi yang Anda miliki. Aamiin.
0 komentar:
Post a Comment