Salah satu tujuan dari sebuah pernikahan adalah memiliki
keturunan. Tentunya pasangan yang telah menikah menginginkan agar keturunan
yang mereka miliki terawat dan terdidik dengan baik dan benar, salah satu
caranya adalah dengan mengatur jarak kelahiran antar anak. Bangsa Indonesia
mengenalnya dengan sistem KB (Keluarga Berencana).
Salah satu cara yang lazim dilakukan untuk mengatur jarak
kelahiran antar anak adalah menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi antara
lain : IUD, penggunaan kondom. Selain
itu juga bisa dilakukan pengendalian hormon melaui KB suntik atau pemberian pil
dan menghindari berhubungan badan saat masa subur istri (lebih populer dengan
sebutan KB kalender).
sumber gambar : bppkb.banglikab.go.id |
Pernahkah Anda mendengar istilah KB dengan sistem coitus interuptus? Barangkali sebagian
masih merasa asing mendengarnya ya? Metode KB yang dikenal pula dengan istilah
senggama terputus adalah metode pengendalian kehamilan tertua. Digunakan luas oleh
masyarakat muslim dan nasrani. Bagi kaum muslim, metode ini lebih dikenal
dengan istilah ‘azal, Rasululloh Saw dalam beberapa hadisnya menyetujui pengendalian kehamilan dengan cara ini. Bahkan pada abad ke 17 dan 18 metode senggama terputus
merupakan cara utama dalam penurunan angka kelahiran di Prancis.
Tentunya metode ini bisa menjadi salah satu metode pilihan
bagi beberapa pasangan yang enggan melakukan cara KB dengan metode yang umum
dilakukan masayarakat pada umumnya. Tak dapat dipungkiri, pada faktanya memang
ditemukan kegagalan yang bisa menimbulkan bahaya bagi jiwa saat seseorang
menggunakan IUD. Salah satu teman saya sempat ‘kehilangan’ IUD nya yang entah
kemana, beruntung saat itu tidak menyasar kepada anggota tubuh lain. Adapula
yang gagal menggunakan IUD dan alat kontrasepsi menempel di kepala bayi. Sementara penggunaan pil serta suntikan seringkali membuat
beberapa wanita tak nyaman karena gangguan hormonal. Bahkan mengalami ‘kekeringan’
sehingga sulit hamil. Sedang sistem kalender hanya berlaku bagi wanita dengan
siklus haid teratur.
Tentunya penggunaan sistem coitus interuptus juga sama-sama tidak menjanjikan kesuksesan 100
persen. Sistem ini membutuhkan komitmen tinggi dari pasutri,terutama bagi suami
yang berkewajiban mengeluarkan sperma diluar vagina istri. Namun setidaknya
bisa jadi solusi bagi pasangan yang masih galau
dalam memilih metode KB yang ada, serta lebih cenderung untuk berKB alami.
Tentunya apapun metode KB yang menjadi pilihan senantiasa
disadari bahwa Alloh Swt adalah zat yang Maha Berkehendak. Tak ada yang bisa
melawan kehendaknya, jika satu saat
memang si istri ditakdirkan hamil, itu adalah rejeki bagi Anda berdua. Jangan digugurkan
apalagi meminum aneka ramuan yang malah
bisa melahirkan generasi cacat. Jika kita tidak siap untuk itu, janganlah
pernah katakan sanggup untuk menikah. Karena melalui prosesi agung pernikahan
justru terlahir generasi pilihan yang rejeki serta hidup dan matinya ada di
tangan Alloh Swt. Anda hanyalah perantara mereka terlahir ke dunia. Masih belum
percaya?
0 komentar:
Post a Comment