Peringatan Hari Ibu : Semangat dan Cinta Ibu adalah Pelita kehidupanku

Malam ini rumah terasa sepi, tanpa kehadiran Ibuku, nenek dari anak-anak. Kami kini tinggal serumah.
Setelah Ayah berpulang ke Rahmatulloh pad awal Desember 2010 lalu, Ibu menjadi satu-satunya orang tua yang kami miliki.

Di usianya yang sudah memasuki 70 tahun, Ibu adalah sosok yang kuat dan tegar menjalani hari-harinya.
Kondisi kesehatannya seingkali terganggu, terutama masalah nyeri tulang, ada pengapuran di sana.
Namun semngatnya yang gigih, untuk tetap sehat dan dapat beraktifitas, mengalahkan rasa sakitnya.
Ibu merelakan tubuhnya ditusuk jarum di tempat akupunktur, hingga si sakit enggan berlama-lama di tubuhnya.Atas izin Alloh, beliau bisa beraktifitas kembali.

Ibu adalah pensiunan seorang guru SD. Jabatan tertinggi yang diperolehnya adalah menjadi kepala sekolah, Nasihatnya selalu terngiang di telingaku, "Tuntutlah ilmu tinggi-tingginya, sebagai wanita kamu harus memiliki keterampilan hingga bisa mandiri dan membantu suami," begitu kata-katanya menyemangatiku.
Hingga kini, belajar adalah bagian hidupku, bekal menghadapi hidup dan membesarkan anak-anak. Kekuatanku untuk bisa cepat bangkit dan mandiri setelah ditinggal wafat suami, adalah hasil pendidikannya selama ini padaku. Terima kasih Bu...Alhamdulillah y Rabb...

Ibu memiliki disiplin dan keinginan kuat dalam ibadah dan menggapai kesehatan dalam hidup. Ibu juga rajin mengajari anak-anakku manakala aku sibuk dengan urusan pekerjaan. Ibu.. kasih dan pengorbananmu takkan pernah bisa terbalaskan.

Ibu tempat kami berpulang, sifat kasih sayang seorang Ibu mampu menyejukkan dan menghilangkan gundah hati seorang anak.
Terima kasih Bu.. atas lapangnya Ibu menerima aku dan anak-anak di rumah ini.

Satu keinginan Ibu yang belum terwujud adalah berangkat haji. rahasia terbesar Alloh Swt untuknya. Do:a kami selalu untuk Ibu, agar Alloh Swt berikan kesehatan dan dikabulkan cita-cita menuju Baitullah.

Ibu, baru satu malam kau pergi menginap di rumah family namun rumah ini berasa sangat sepi. Tak ada suaramu memanggilku atau cucu-cucumu, rasanya tak sabar menunggu esok dan menatap wajah ceriamu untuk kami.

Apa jadinya jika kita memiliki Ibu, namun beliau tak mau lagi menyapa dan enggan menerima kita?
Moga hati para Ibu seperti itu terbuka, bahwasanya baik atau buruk kondisi anak, hendaklah bisa memeluk dan menerimanya jika satu saat anak tersebut pulang menemui dan meminta maaf , akibat kelalaian yang diperbuatnya, dan berikanlah restu untuk langkah berikutnya.
bagaimanapun, ridho Alloh ada dalam ridho orang tua..
Syurga Alloh ada di telapak kaki para Ibu...

Sedih hatiku manakala mendengar kisah ditolaknya permohonan maaf seorang anak yang pulang menemui Ibunya. Entah apa yang ada di hati Ibu tersebut..sementara kondisi anak telah memiliki keluarga, membawa serta anak dan istri untuk beroleh restu Ibu...Anak tersebut tengah diuji kepalangan kondisi ekonominya, berusaha tegar dan tak mengambil jalan pintas, mengakhiri hidup atau bahkan maaf jika tak kuat iman bisa berbah jadi sakit atau terganggu jiwanya.

Dimanakah letak nurani Ibu tersebut??
Moga Alloh melembutkannya..
Jika Alloh Swt saja mau mengampuni dosa hambanya, lantas apakah yang dicari seorang Ibu jika pintu maaf dunia tak dia bukakan untuk darah dagingnya?

Hormat dan do'a kami selalu untuk para Ibu dimanapun berada, kedudukan para Ibu sangat mulia, hingga do'a Ibu mampu menggetarkan Ar-Rasy Alloh..

Maafkan kami ya Bu..
Do'akan kami..

Syurga Alloh Swt terbuka lebar atas segala pengorbanan dan cintamu.. Aamiin..





1 comment:

  1. Semoga Ibu selalu sehat, aah jadi kabgen Ibuku mbak.

    ReplyDelete