Sekolah Tinggi
Teknologi Bandung pada tanggal 11 Januari 2020 melaksanakan wisuda yang ke XIV di Harris
Hotel & Conventions Bandung. Perhelatan wisuda digelar sejak puku 08.00 WIB
, mewisuda 209 (Dua Ratus Sembilan) orang, dengan komposisi wisudawan : prodi
Teknik Industri sebanyak 113 (Seratus Tiga Belas) orang, prodi Teknik Informatika sebanyak 70 (Tujuh
Puluh) orang, dan prodi Desain Komunikasi Visual sebanyak 26 (Dua Puluh Enam)
orang.
Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, M.B.A. berfoto bersama ketua STTB, pengurus yayasan LPPIB dan Senat STTB (sumber: PBJA) |
Salah satu putra
amarhum B.J. Habibie yakni Bapak Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, M.B.A. turut
hadir dalam kegiatan tersebut untuk menyampaikan orasi ilmiah. Hadir pula jajaran
pengurus yayasan Dr. Dadang Hermawan beserta istri dan para mitra STTB yang
akan menandatangani MoU.
Penandatanganan MoU STT dan mitra (sumber : PBJA) |
Kegiatan wisuda
berlangsung meriah, diawali dengan tarian selamat datang dilanjutkan dengan sambutan
Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Bapak Muchammad Naseer, S.Kom., M.T. menyampaikan
kemajuan yang sudah diperoleh Sekolah Tinggi Teknologi Bandung selama tahun
2019. Berikutnya, sambutan disampaikan oleh Bapak Dadang Hermawan mewakili
Yayasan Lembaga Pendidikan Pembangunan Indonesia Bandung (LPPIB).
Pesan Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, M.B.A. pada Wisudawan
Dalam orasi ilmiah
yang berjudul : Peranan Generasi Muda dalam Penerapan Teknologi dan Inovasi di
era 4.0, Dr. Ing. Ilham Habibie, M.B.A menyampaikan point-point penting pada para
wisudawan terkait perannya di era 4.0. Beberapa hal penting yang disampaikan
antara lain bahwa ekonomi di masa mendatang harus memiliki inovasi agar mempunyai
daya saing tinggi. Kehadiran UKM baru sangat diperlukan dalam ekonomi inovasi di masa depan, karena UKM
memiliki peran sebagai penyedia lapangan pekerjaan, aktor dalam proses teknologi
- inovasi – kewirausahaan, kontributor substansial terhadap peningkatan ekspor,
daya saing dan produktivitas. UKM juga berperan dalam agregator pemerataan kesejahteraan
serta stabilisator dan pendorong pertumbuhan ekonomi.
Kemunculan UKM
baru yang akan mendorong ekonomi inovasi, dalam hal ini peran pendidikan berkualitas
sangat dibutuhkan sehingga mampu melahirkan mahasiswa yang memiliki jiwa inovator.
Karakteristik inovator handal adalah memiliki
pola pikir oportunistik yakni kemampuan mengidentifikasi celah pasar. Inovator harus berpendidikan karena
dengan pendidikan ini akan melahirkan inovator yang terorganisir dan berhati-hati
dalam melangkah. Inovator harus memiliki jiwa proaktif dan tingkat kegigihan
yang tinggi disertai social capital
yang membuatnya mampu produktif secara tim.
Di
antara rona bahagia wajah para wisudawan, terselip kisah haru penuh perjuangan.
Adalah Bagus Krishna Tirta dan Jejen Kurnia, dua orang mahasiswa tersebut
sangat menginspirasi. Kisah perjuangan keduanya dalam proses menyusun skripsi
dapat menjadi penyemangat siapapun yang saat ini tengah berada dalam keterbatasan
kondisi fisik maupun finansial.
Bagus Krishna Tirta, mahasiswa
berkacamata adalah pengidap penyakit parkinson, penyakit yang umumnya di derita orang dewasa usia 50-70 tahun. Innalillahi pantas saja ia selalu nampak
gemetar dan menggigil. Rupanya mengidap parkinson, Penyakit tersebut yang menyebabkan
tubuhnya gemetar alias tremor.
Memiliki penyakit tersebut di usia
muda tentu bukanlah kenyataan mudah yang harus dihadapi. Kondisi tersebut tak
menghalanginya untuk terus menggapai cita-cita, termasuk melakukan studi ke
Taiwan bersama mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Bandung lainnya.
Tentu saja semangat Bagus untuk terus
menggapai cita tak lepas dari dukungan orang tua dan teman-teman serta civitas
akademik Sekolah Tinggi Teknologi Bandung. Bagus menyatakan pernah alami
pingsan hampir lebih dari 8 jam ketika berada di Taiwan akibat dehidrasi. Saat
itu teman-teman banyak membantunya.
Dalam buku wisudawan Bagus menuliskan kesan
selama kuliah di STTB dengan kalimat : Jutaan orang tidak menyadari, bahwa di
STTB saya dapat menemukan passion saya
dan memberikan pengalaman berharga yang tidak saya dapatkan di tempat lain.
Saat ini Bagus mengajar Bahasa untuk persiapan teman-teman yang angkat
berangkat ke Taiwan dan merintis start up
bidang teknologi.
Berbeda dengan Bagus, mahasiswa
bimbingan bernama Jejen Kurnia adalah salah satu mahasiswa bimbingan yang
memiliki daya juang luar biasa. Jejen bukanlah tergolong mahasiswa cerdas, namun memiliki kemauan belajar tinggi
disertai jiwa pantang menyerah. Jejen bukanlah
mahasiswa dari keluarga berada, tempat tinggalnya di Garut Selatan belum bersentuhan
banyak dengan teknologi.
Dalam kondisi keilmuan yang terbatas ia
berhasil menyelesaikan skripsi membahas mengenai Sistem Informasi Geografi
Pariwisata Desa. Keterbatasan tak meruntuhkan semangatnya. Dalam buku wisuda Jejen
menuliskan kesan selama kuliah di STTB : Selalu Semangat. Saat ini Jejen
menjadi guru olah raga, TIK dan kesenian serta membantu apparat desa dalam
pengolahan data.
Tentu dorongan dan doa orang tua
serta dukungan teman-teman dan civitas akademika Sekolah Tinggi Teknologi Bandung sangat berpengaruh dalam membantu
mahasiswa menyelesaikan studi secara tepat waktu. Kisah dua orang mahasiswa
tersebut hanyalah secuil kisah yang terekam dan dalam semangat para wisudawan Sekolah
Tinggi Teknologi Bandung.
Sumber : IG sttbandung |
#STTBandung
#WisudaXIVSTTBandung
#CampusofInnovation
#CampusofTechnology
#CampusofDesign
#CampusofCreativity
#CampusofFutureLeader
#WisudaXIVSTTBandung
#CampusofInnovation
#CampusofTechnology
#CampusofDesign
#CampusofCreativity
#CampusofFutureLeader
Masyaa Allah, perjuangan Bagus dan Jejen luar biasa. Semoga sukses selalu. Menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya ya, Ummi.
ReplyDelete