Kanker itu Mendekatkan Kita

Perutnya nampak membuncit, kulitnya pun hitam legam seperti terbakar. Matanya cekung, bibirnya tampak kering. Tak kuasa rasanya diri ini memandang  Adi, ponakanku yang nampak menderita. Belum lagi, di bangsal itu berderet anak-anak kecil dengan derita sakitnya. Mereka berada di kelas khusus pemegang JAMKESKIN. Bisa kita bayangkan apa yang terjadi di sana? Pasien anak  tidur berjejal tanpa dinding pemisah, jeritan satu pasien anak terdengar oleh pasien anak lainnya. Lengkap sudah rasanya derita yang mereka rasa.

Rasanya hampir tak percaya melihat ponakanku yang selalu riang gembira itu, kini terbaring lemah. Leukemia merenggut kebahagiannya. Masih lekat dalam ingatan, Adi ponakanku yang bertubuh tinggi  besar dan gempal tiba-tiba divonis terkena kanker darah. Sontak kami semua merasa tidak percaya. Apalagi tubunya yang kekar, tegap dan tinggi besar, seakan tak menyimpan penyakit berbahaya itu. Mulanya dialah yang kami kira akan meneruskan jejak kakeknya menjadi seorang polisi. Namun apa daya, takdir Tuhan berkata lain. Adi yang semula lincah, aktif tiba-tiba menjadi tak berdaya.Tubuhnya tergolek lemah. Kemoterapi  kini menjadi aktivitasnya. Adi sayang… mengapa semua ini bisa terjadi padamu Nak?. Ya Rabb..sungguh kami tak dapat melawan kehendakMu…

Kepedihan Adi adalah kepedihan kami juga. Derita Adi adalah derita kami juga. Kemoterapi yang mesti dijalaninya membawa kami dalam sebuah kisah nyata, berjuang bersama untuk memberikan kembali kesehatan padanya.Memberikan kembali senyum dan tawa cerianya.

Kami saling bahu membahu memberikan bantuan yang kami bisa. Meski kondisi keuangan sangat tidak memungkinkan, orangtua Adi akan berjuang mencari bantuan bagi kelangsungan hidup putra mereka. Tak jarang mereka harus antri mendatangi Yayasan yang memberikan bantuan pengobatan bagi pasien kurang mampu. Hingga kudengar salah satu Ustadz di  Daarut Tauhid memberikan nasihat pada Bundanya Adi “Menangislah dan bermohonlah langsung kepada sang Maha Pencipta,” demikian nasihatnya. Ditengah hati yang tercabik dan gundah gulana. Ditengah kelelahan fisik para orangtua yang  mengurusi anak penderita kanker. Bukan saja bantuan materi yang diharapkan, namun dukungan moril dan spiritual tentu tak boleh dilupakan.

sumber gambar : rmhc.or.id

Pengobatan jangka panjang yang dilakukan, membuat anak-anak penderita kanker meninggalkan aktivitas kanak-kanak yang penuh dengan keceriaan. Mereka pun harus meninggalkan bangku sekolah tempat membangun mimpi dan harapan. Kesadaran akan perlunya dukungan kasih sayang serta semangat bagi anak penderita kanker ditunjukkan dengan program, “Stripes for Love”oleh Mc Donald’s. Mereka menyadari bahwa pasien anak butuh dukungan cinta, kebahagiaan, harapan juga senyuman. Bentuk dukungan yang diberikan dapat berupa kata-kata motivasi ataupun dilakukan dengan membelian merchandise berupa kaos dan boneka yang hasil penjulannya akan didonasikan. 

Mari kita bersatu dukung program tersebut. Kanker yang mereka derita akan mendekatkan kita, untuk saling dukung, beri motivasi dan semangat. Mari bersama bahagia menuju sehat yang didamba.


1 comment:

  1. “Menangislah dan bermohonlah langsung kepada sang Maha Pencipta,” begitu mengena di hati ya Teh..

    ReplyDelete