Ceu Popong dan Nenek Fatimah, adalah
2 wanita tua yang saat ini menjadi bahan pemberitaan di Internet. Ceu Popong
adalah panggilan bagi Ibu Dra. Popong Otje Djunjunan yang tanggal 2 Oktober
lalu memimpin sidang pemilihan ketua DPR RI. Beliau terpilih sebagai pimpinan
sementara karena posisinya sebagai anggota Dewan tertua. Saat ini beliau
berusia 76 tahun.
Pemberitaan mengenai Ceu Popong
ramai muncul di internet terutama karena dalam sidang perdana yang dipimpinnya
terjadi kericuhan. Saat itu beliau terlihat panik karena kehilangan palu
sidang. Padahal beberapa waktu sebelumnya, saat sidang berjalan, beliau sempat
mengetukkan palu.
Terpilihnya beliau selama 5
periode (sempat vakum selama 2 periode) menjadikan Ceu Popong sebagai Anggota
Dewan yang paling berpengalaman. Memimpin sidang hingga dini hari, ditambah
dengan kericuhan yang terjadi tentunya bukan perkara mudah. Di usianya yang
sudah lanjut, Ceu Popong masih terlihat prima dan tidak larut dalam emosi para
anggota Dewan yang merangsak maju melakukan protes pada dirinya.
Saya masih ingat betul, tahun 90 -an kala masih
duduk di bangku SMP di kota Bandung, nama beliau sudah cukup populer di telinga.
Tidak lain karena salah satu cucunya bersekolah di SMP tersebut. Saat itu beliau
terlihat anggun, cantik dan berwibawa.
Nama beliau di tahun 2014 ini, saya lihat terpampang di
spanduk-spanduk caleg kota Bandung. Saat itu saya tengah bolak-balik mengantar
suami melakukan radioterapi di RSHS Bandung, Dalam hati saya kagum, di
usianya yang sudah lanjut beliau masih
mendapat kepercayaan untuk mencalonkan diri.
Lain halnya dengan nasib Nenek Fatimah.
Wanita berusia 90 tahun ini, malah mendapat tuntutan sebesar 1 Miliar dari anak
dan menantunya. Dia dituduh melakukan penggelapan sertifikat dan menyerobot
tanah yang disebut-sebut sebenarnya milik menantunya. Menurut pengakuan nenek
malang itu, Almarhun suaminya sudah membeli dan membayar lunas tanah tersebut
pada menantunya.
Meski tua dan merasa tidak
bersalah, Nenek Fatimah tetap memaksakan diri untuk menghadiri persidangan. Begitu
pula dengan Ceu Popong, dengan penuh tanggung jawab menyatakan diri siap
melaksanakan amanat memimpin sidang sesuai aturan yang berlaku. Kepatuhan
kepada aturan serta rasa tanggung jawab ditunjukkan oleh 2 wanita tua berbeda
nasib tersebut.
Bagaimana dengan generasi
sekarang? Seringkali kita baca para tertuduh, terutama untuk kasus korupsi
seringkali mangkir menghadiri sidang dengan alasan sakit. Para anggota dewan
yang masih muda banyak yang kepergok tertidur manakala sidang di DPR
berlangsung.
Ceu Popong dengan penuh tanggung
jawab memimpin sidang hingga dini hari. Nenek Fatimah dengan patuh mengikuti
agenda persidangan yang menyeret namanya. Dua wanita yang terlihat kuat dan sehat untuk
seusianya. Bisakah kita jadi pribadi penuh tanggung jawab dan berani seperti
mereka?
Mbak.. Mak jleebb.... bisa aja ambil hikmah dari kasus terkini... (y)
ReplyDeleteSalut buat mereka, dan Mba Ummi Aleeya! Nulisnya rutin & konsisten :)
ReplyDeleteTernyata usia yang sudah menjelang senja tidak menghalangi semangat mereka ya..:)
ReplyDelete