Bunda dan Anak Yatim

Pagi ini sebuah sms mengabari tentang berpulangnya suami dari salah seorang teman. Usianya masih terbilang muda, 36 tahun. Berita tersebut cukup mengejutkan saya dan teman-teman yang lainnya. Terutama karena sebelumnya tak ada penyakit yang diderita Almarhum. Kelelahan konon menjadi penyebabnya.

Saya pribadi, semenjak suami berpulang, Februari 2014 lalu, merasa seringkali dipertemukanNya  dengan teman-teman 'senasib', yakni para istri yang ditinggal wafat suami dalam usia muda. Entah itu karena mengalami sakit lama terlebih dulu, meninggal karena kecelakaan atau meninggal mendadak (tanpa sakit terlebih dahulu). Tentunya suratan takdir yang tak mudah untuk dihadapi, terlebih usia anak-anak masih kecil-kecil. masih butuh bimbingan kedua orangtua. Pilu hati menghadapinya, apalagi jika anak yang ditinggal masih usia balita, seringkali memanggil Ayah pada tiap lelaki dewasa yang melintas dihadapannya. Seringkali membuat hati menjadi campur aduk, antara sedih dan malu. Sedih karena si anak masih mebutuhkan figur Ayah. Malu karena cap lingkungan sekitar seringkali kurang ramah terhadap kami yang sekarang menyandang status single parent.

Tentunya jika boleh memilih, kami tak ingin menyandang status ini. Namun apa daya, takdir memilih kami sanggup memikulnya. Bagi para Bunda dengan Alm suami dalam posisi mapan, faktor keuangan agak tertutupi. Tinggal pandai mengelola harta anak Yatim tersebut. Sebaliknya bagi para Bunda yang semula tidak bekerja dan suami adalah pegawai yang tidak meninggalkan pensiun, tentu masalah ekonomi terasa menjadi berat.

Satu hal yang perlu diyakini adalah Alloh Swt tak pernah salah mengirim ujian. Pasti ujian ini diberikanNya, karena para Bunda kuat dan bisa melalui ujian ini. Terlepas dari apakah Alm suami telah menyiapkan sejumlah materi untuk kelangsungan hidup keluarga atau tidak, sadarilah bahwa harta bisa habis. Namun karunia dan kasih sayang Alloh Swt terhadap mahluknya tak akan pernah berkurang. Sebagai seorang muslimah, mari kita menjadi hamba yang bertaqwa, janjiNya akan memberikan jalan rejeki dari arah yang tak pernah diduga. Alloh Swt Maha Pemberi Rejeki. Dia Maha Hidup, selalu adukan dan mohonkan segala hajat hanya padaNya.

Buat para Bunda yang baru saja ditinggal wafat suami,

Mari kita contoh bagaimana kisah para Bunda yang bisa mendidik anaknya menjadi orang sholeh dalam kondisi yatim. Ya  Rabb, mudahkan kami mengikuti jejak mereka.




Bunda Pipik adalah contoh wanita yang ditinggal suami dalam usia muda (sumber : news.dekiben.com)

Ada banyak wanita lain yang juga ditinggal wafat suami. Ini hanya sebuah perpisahan yang mengakhiri sebuah perjumpaan. Mari kita mengisi hari dengan amalan yang akan menghantarkan  diri dan anak-anak menjadi hamba yang sholeh, agar menjadi tiket pertemuan abadi kelak dengan Alm. suami di syurgaNya.

Peganglah tanganku teman, mari kita bersama hadapi dunia dengan penuh keyakinan hanya semata padaNya.Tidak menduakanNya.Kita pasti bisa lalui episode ini bersamaNya.

Salam penuh cinta dariku,
Untuk Bunda para Yatim.

1 comment:

  1. Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un...sabar ya mbk dan mbk Ummi Aleya adalah wanita pilihan insyAllah.. :-)

    ReplyDelete